Rabu, 25 November 2009

MENCAPAI KEBAHAGIAN MELALUI SENYUMAN

“KADANG KEBAHAGIAN MEMBUAT ANDA TERSENYUM TETAPI KADANG SENYUM JUGA DAPAT MEMBUAT ANDA BAHAGIA”

Memaknai senyuman

Sebuah pembelajaran penulis dapatkan ketika berkesempatan mengunjungi sebuah panti jompo dipanti jompo tersebut tentulah yang dijumpai sejumlah manula (manusia lanjut usia) yang sudah diasingkan oleh keluarganya. Namun ternyata beberapa manula nampak masih sehat, produktif, dan aktif dalam kegiatan sosial. Terlintas pertanyaan ”mengapa mereka bisa sehebat ini, sudah berusia lanjut tetapi masih giat, sehat, produktif dan enjoy?”. Padahal sebagian besar sudah tidak memliki keluarga atau ada keluarga namun tidak mampu untuk mengurusnya secara finansial. Ternyata terdapat berbagai jawaban, namun hampir semuanya memiliki sedikitnya tiga kebiasaan yang sama yaitu :

• menikmati hidup (katanya “ hidup ini indah”)

• suka berjalan kaki atau olahraga ringan.

• menerima sesuatu apa adanya.

Selain itu mereka nampak tidak pelit untuk tersenyum pada setiap orang yang menyapanya. Mereka sangat menikmati hidup, dengan berbagai kegiatan yang masih bisa berarti bagi orang lain. Hidup yang indah harus diwujudkan dalam bentuk rasa syukur yang tidak terbatas dan disampaikan setiap saat ketika memperoleh kenikmatan. Oleh karena itu, kita pun harus mau berbagi kebahagiaan dengan orang lain, sekalipun hanya dengan senyuman yang tersungging dibibir. Nampaknya pengertian hidup yang indah tersebut sangat filosofi, namun bisa dilaksanakan dengan cara-cara yang sangat sederhana dan tidak neko-neko. Seperti contohnya : “ seorang kakek yang setiap bangun pagi selalu bersyukur atas setiap tarikan nafas yang Allah berikan. Ia membayangkan betapa mahalnya ongkos ”nafas”, bila ia masuk rumah sakit karena asma berarti ia harus membayar setiap milliliter oksigen yang dimasukan ketubuhnya. Padahal Sang Pencipta tidak pernah mengirim kuitansi tagihan atas tarikan nafas yang selama 67 tahun ini dipakainya.

Dengan tersenyum, maka seorang bisa bahagia. Seseorang yang tersenyum menandakan ia sedang gembira. Senyuman terjadi lebih banyak karena faktor internal (dari dalam diri seseorang) seperti suasana hati yang bahagia dan didorong oleh keinginan untuk memberikan kebaikan dan kebahagiaan bagi orang lain. Oleh karena itu, senyum memiliki efek yang tidak sedikit dalam membentuk karakter seseorang. Pada saat tersenyum berarti kita memadukan gerakan otot-otot wajah, tarikan nafas dan pusat emosi-rasio di otak. Koalisi tiga komponen tersebut mampu menghasilkan efek besar bagi tubuh dan jiwa sekaligus. Otot-otot yang terlibat terutama adalah otot yang melingkari mata dan bibir. Kedua otot ini merupakan salah stu “penanda” ketuaan seseorang. Maka tak heran bila ada yang ingin tetap muda dengan operasi wajah denagn mereparasi otot-otot tersebut. Padahal, tarikan (kontraksi) dan lepasan (relaksasi) otot-otot wajah dapat dilakukan secara gratis melalui senyum di bibir dan kegembiraan di hati. Seseorang yang dalam hidupnya kehilangan kekuatan untuk tersenyum, memiliki resiko yang besar untuk bermasalah dengan dirinya dan menimbulkan masalah bagi orang lain. Bahkan masyarakat yang kehilangan senyuman akan berubah menjadi masyarakat yang memiliki kesulitan besar dalam mewujudkan komunikasi yang sehat, rentan terhadap konflik, melakukan agresifitas dan kriminalitas.

KEKUATAN SENYUMAN

Paul Ekman, seorang ahli otak yang khusus menekuni bagaimana otak mengatur emosi positif dan negatif, membedakan 2 jenis senyuman:

  1. Felt Smiles (senyum spontan) yang dihayati dan dimotivasi oleh perasaan tulus.
  2. False Smiles (senyuman palsu) yang sengaja dibuat untuk meyakkinkan orang bahwa ada kegembiraan, ketulusan, kepolosan dan kejujuran.

Bila anda senyum diplomatis-politis artinya senyum yang dibuat-buat dan mungkin tak tulus, bagian otak yang bekeraja adalah bagian daerah promotorik. Sebaliknya, jika anda tersenyum spontan dan tulus, pusat motoriklah yang mengatur otot-otot wajah. Zat-zat kimia yang dilepas dari kedua jenis senyuman juga berbeda. Jika senyuman spontan dan tulus, zat yang dilepaskan adalah zat yang Enkefatin yang memberi efek seperti obat penghilang nyeri dan zat Endorfin yang membuat anda merasa gembira. Efeknya kemudian kembali ke otak, ke jiwa anda. Kegembiraan spontan dapat membuat wajah kelihatan lebih segar. Sedangkan senyum diplomatis-politis membuat zat stress, seperti Cortisol dan adrenalin sedikit meningkat karena otak anda harus bekerja berat untuk menyesuaikan kepalsuan-kepalsuan tersebut. Efeknya jelas, otot-otot wajah bukan rileks, tetapi tegang. Tarikan nafas antara senyum spontan dan senyum palsu juga sangat berbeda. Yang satu lebih lambat dan diiringi dengan denyut jantung yang lebih lambat, sementara yang satu lagi lebih cepat disertai denyut jantung yang cepat bahkan berdebar-debar.

Senyum palsu bertujuan menunjukkan kegembiraan sekalipun sebenarnya tidak ada. Senyu yang ditunjukan untuk meyakinkan orang bahwa ia tulus, gembira atau polos. Senyum ini dilakukan untuk menutupi isi hati sebenarnya. Ia berusaha menyenagkan orang. Jika anda tidak suka pada seseorang, lalu anda tersenyum untuk menunjukan bahwa anda suka padanya, berarti anda menunjukan senyum palsu yang dinamakan PONY Smiles, sebaliknya jika hati anda sedang gundah gulana, sedih dan susah karena suatu hal, tetapi anda tersenyum untuk menunjukkan ketegaran dan kekuatan , maka anda melakukan senyum palsu bernama MASKING smiles. Saat melancarkan senyum ini, anda seperti memakai topeng (masker) untuk menutupi perasaan sedih itu. Dalam beberapa hal, senyum palsu tidak sepenuhnya salah, terutama karena kebahagiaan itu seperti Virus Flu , bisa menular dengan cepat.

SENYUM SEBAGAI OBAT HATI

Tidak selamanya senyum palsu itu jelek dan salah. Bila anda melakukan di rumah, di kamar atau di ruang pribadi anda, maka efeknya dapat menjadi positif. Anda melakukan Facial Biofeed Back, yakni membuat senyum untuk mempengaruhi otak anda. Jadi jika anda sedih atau gundah gulana, cobalah tersenyum atau tertawa (tetapi awas!!jangan di depan umum). Hal ini akan membuat otak anda menangkap senyuman itu dan melepaskan zat yang mampu mempengaruhi emosi anda. Terapi ini disebut terapi wajah atau senam wajah. Hal ini juga sebagai olahraga untuk menyehatkan jiwa . demikian pula saat anda sedang marah atau dongkol, cobalah menggerak-gerakkan otot sekitar mulut anda, dan mencoba membentuk senyum palsu. Maka amarah anda akan sedikit reda.

Senyum dan tawa dapat menjadi obat melalui efek resonansi. Orang yang mudah senyum, biasanya mudah gembira. Kegembiraan ini dapat menular. Makin banyak anda tersenyum spontan dan tulus, makin banyak anda membagi kegembiraan kepada orang lain. Keceriaan dan keramahan wajah anda, apalagi dihiasi dengan senyum tulus, akan menjadi obat bagi diri anda dan banyak orang.

KIAT UNTUK MEMILIKI KEKUATAN SENYUMAN

• Hidup dengan penuh rasa “syukkur” dan “sabar”

Orang yang tidak pernah bersyukur dalam hidupnya tidak akan pernah memiliki kelembutan dan kegembiraan. Pribadi orang yang tidak mau bersyukur akan berkembang sebagai pribadi yang tidak tau diri. Semua keberhasilan dan prestasi hidupnya dianggap sebagai hasil jerih payah dan kehebatannya. Orang yang tidak mau bersyukur akan berubah menjadi pribadi yang sombong, dan andaikan ia menunjukkan suatu senyuman, maka senyumannya hanya diberikan kepada orang yang mendatangkan keuntungan uang lebih besar (senyum untuk menjilat) atau senyumannya diberikan kepada orang yan suka memuji kehebatannya. Orang yang tidak pernah bersyukur tidak akan pernah mampu memberikan senyuman yang tulus kepada orang lain.

• Berfikir positif

Kalau dalam bergaul dan bersosialisasi dengan orang lain seseorang mampu menjalaninya dengan pikiran positif, maka ia melihat orang lain dari sisi positifnya bukan dari negatifnya. Ia tidak sibuk mencari-cari kesalahan orang lain apalagi berniat untuk menghancurkannya. Kalau akhirnya ia melihat kekurangan dan kelemahan pada orang lain, maka kelemahan orang lain tersebut malah akan menyadarkannya untuk melihat dan mencermati kelemahan-kelemahan dirinya.

• Jangan menjadi pemarah

Menjadi pemarah atau kebiasaan marah, akan menyebabkan seseorang kehilangan ketampanannyadan kecantikan yang sesungguhnya, mudah terkena penyakit (hipertensi, jantung, strok dll), bahkan kebiasaan marah dapat menyebabkan seseorang menjadi menurun kecerdasannya. Marah memiliki korelasi yang negatif dengan senyuman. Semakin sering seseorang marah maka semakin berkuranglah kemampuannya untuk tersenyum tulus kepada orang lain. Energi positif yang dimiliki seseorang menjadi berkurang secara signifikan ketika marah.

• Rendah hati

Sikap rendah hati akan menjadikan seseorang memiliki hati dan pikiran yang terbuka, yaitu terbuka untuk menerima kritikan, terbuka untuk bersahabat dengan siapapun, terbuka untuk menerima orang lain dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Orang yang rendah hati akan memiliki pribadi yang hangat terhadap siapapun. Ia akan mampu tersenyum tulus kepada orang lain.

• Ikhlas

Keikhlasan akan menjadikan seseorang mampu memiliki senyuman sebagai bagian dari akhlak dan kepribadiannya. Orang yang ikhlas akan tetap menjadi pribadi yang hangat meskipun orang lain tidak melihat dan memberikan pujian kepada dirinya. Betapa banyak orang yang kelihatannya baik dan murah senyum, menjadi marah dan kehilangan senyumannya hanya gara-gara jasanya/ bantuannya/ kehebatannya tidak disebut orang lain.

• Bersedia mengambil “hikmah”

Dalam banyak hal, manusia cenderung bersikap spontan, mudah memberikan komentar , mudah protes dan cepat mengambil kesimpulan terhadap berbagai masalah/peristiwa yang dihadapi. Orang sering mengabaikan latar belakang suatu masalah dan mengabaikan “hikmah” dibalik setiap peristiwa. Kalau seseorang bersedia mengambil “hikmah” dari setiap peristiwa, maka seburuk apapun peristiwa terjadi ia akan memperoleh pelajaran yang berharga dalam hidupnya. Sebagai manusia mereka sedih ketika ditimpa musibah, namun kesedihannya tidak menjadikannya kehilangan optimisme dan energi senyuman dalam hidupnya.

Design downloaded from free website templates.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar